Penjelasan Singkat
Flame sensor merupakan sensor yang mempunyai fungsi sebagai pendeteksi nyala api yang dimana api tersebut memiliki panjang gelombang antara 760nm – 1100nm. Sensor ini menggunakan infrared sebagai tranduser dalam mensensing kondisi nyala api.
Dalam kebanyakan pertandingan kompetisi robot, pendeteksian akan nyala api misalny lilin masih tetap jadi salah satu aturan yang umum dalam kompetensi lomba yang tidak akan pernah ditinggalkan. Dikarena itulah sensor ini mempunyai peran yang vital yang berfungsi sebagai “mata” bagi robot dalam menyelesaikan tugasnya menemukan posisi nyala api.
Biasanya digunakan pada kompetisi robot Cerdas Indonesia atau KRCI baik berbentuk laba-laba maupun seperti tank. Selain itu sensor ini sering juga digunakan untuk mendeteksi api pada ruangan di perkantoran, apartemen, maupun di perhotelan. Suhu normal pembacaan normal sensor ini yaitu pada 25 – 85°C dengan besar sudut pembacaan pada 60°.
Dengan memperhatikan jarak sensing antara objek yang akan disensing dengan sensor tidak boleh terlalu dekat, yang berakibat lifetime sensor yang cepat rusak.
Cara Kerja Sensor Flame
Cara kerja sensor ini yaitu dengan mengidentifikasi atau mendeteksi nyala api dengan menggunakan metode optik. Pada sensor ini menggunakan tranduser yang berupa infrared (IR) sebagai sensing sensor. Tranduser ini digunakan untuk mendeteksi akan penyerapan cahaya pada panjang gelombang tertentu.
Yang dimana memungkinkan alat ini untuk membedakan antara spectrum cahaya pada api dengan spectrum cahaya lainnya seperti spectrum cahaya lampu.
Berikut adalah contoh simulasi sensor flame menggunakan software “Proteus”.
Fitur dari flame sensor
- Tegangan operasi antara 3,3 – 5 Vdc
- Terdapat 2 output yaitu digital output dan analog output yang berupa tegangan
- Sudah terpackage dalam bentuk modul
- Terdapat potensiometer sebagai pengaturan sensitivitas sensor dalam mensensing
Tutorial pertama
Pembacaan sinyal Digital output menggunakan Arduino Uno.
Bahan yang diperlukan untuk tutorial pertama ini antara lain :
- Arduino Uno
- Komputer + Software IDE Arduino
- Modul sensor flame single
- Kabel Jumper
- Korek api
Ilustrasi skema yang dirangkaikan menggunakan “Fritzing”
[irp]
Contoh kode pemrograman
/* --- www.nyebarilmu.com --- */ const int sensorPin = 2; const int outputPin = 13; // variables will change: int bacasensor = 0; void setup() { pinMode(outputPin, OUTPUT); pinMode(sensorPin, INPUT); Serial.begin(9600); } void loop() { bacasensor = digitalRead(sensorPin); if (bacasensor == HIGH) { // turn LED on: digitalWrite(outputPin, HIGH); Serial.println("Terdeteksi Panas Api"); } else { // turn LED off: digitalWrite(outputPin, LOW); Serial.println("Tidak Terdeteksi Panas Api"); delay(100); } }
Hasil program diatas menggunakan software “proteus”
Tutorial Kedua
Bahan yang diperlukan untuk tutorial pertama ini antara lain :
- Arduino Uno
- Multitester + probe
- Komputer + Software IDE Arduino
- Modul sensor flame single
- Korek api
- Kabel Jumper
Pembacaan sinyal Analog Output menggunakan Multitester.
Untuk proses pengamatan yaitu dengan mendekatkan dan menjauhkan sumber panas dari korek api ke arah sensor, kemudian amati perubahan tegangan yang ada pada layar lcd multitester.
Apabila perubahan tegangannya linear maka berarti sensor tersebut telah bekerja normal.
No. | Jarak Korek api – Sensor | Voltmeter pada Display |
1 | 10 cm | … |
2 | 15 cm | … |
3 | 20 cm | … |
Pembacaan sinyal Analog Output menggunakan Arduino.
Contoh koding pemrograman
/* www.nyebarilmu.com */ int sensor = A0; int led = 13; int nilaisensor = 0; void setup() { Serial.begin(9600); pinMode(led, OUTPUT); } void loop() { nilaisensor = analogRead(sensor); Serial.print("Data yang terbaca :"); Serial.println(nilaisensor); digitalWrite(led, HIGH); delay(nilaisensor); digitalWrite(led, LOW); delay(nilaisensor); }
[irp]
Sensor flame 5 Channel
Penjelasan singkat
Untuk sensor flame 5 channel ini merupakan kumpulan dari 5 sensor flame yang dipackage menjadi 1 seperti gambar dibawah ini.
Modul ini digunakan untuk mendeteksi nyala api dalam kisaran besar (> 120 derajat). Sensor ini mendeteksi api dengan 5 sensor nyala yang diatur dengan 30 derajat.
[ddownload id=”960″]
Modul ini mengeluarkan sinyal analog dan juga sinyal digital yang akan mudah digunakan, serta dapat diatur akan sensitivitas keluaran digital dengan potensiometer on-board.
Prinsip Kerja Sensor:
Item tersebut mampu mendeteksi band flame masing-masing pada kisaran 700-1100 nm, gelombang pendek mendekati inframerah (SW-NIR), dan merupakan output melalui sinyal listrik (voltage signal).
Terdapat 5 indikator LED yang berguna sebagai indikator pendeteksian akan hal panas.
Spesifikasi
- Tegangan catudaya 3.3V ~ 9V
- Output analog & digital
- Potensiometer dan indikator on-board
- Resistor 1% untuk membuat modul ini lebih andal dan presisi.
- Desain sensor fluks lima kanal, berbagai deteksi (kisaran deteksi dari sensor nyala tunggal biasa mungkin sekitar 30 ° C, karena jaraknya meningkat, kisarannya akan berkurang secara bertahap, kisaran deteksi produk lebih besar dari 120 ° C)
- Digital output jarak deteksi adjustable.The analog output sensitivitas disesuaikan, desain lebih fleksibel
- Dengan menggunakan desain resistor 1%, keluaran sinyal lebih akurat, cocok untuk kebutuhan pengukuran presisi tinggi
- Lubang pemasangan onboard M3 untuk memudahkan pemasangan
Aplikasi:
– Semua kebutuhan deteksi flame
– Gunakan Case:
– Memerangi robot
– Alarm kebakaran
Tutorial ketiga
Bahan yang perlu disiapkan untuk tutorial ketiga ini antara lain :
- Arduino Uno
- Komputer + Software IDE Arduino
- Modul sensor flame 5 Channel
- LCD + Module i2c
- Korek api
- Kabel Jumper
Skema yang perlu dirangkaikan
Contoh koding pemrograman
/* --- www.nyebarilmu.com --- */ #include <Wire.h> #include <LiquidCrystal_PCF8574.h> LiquidCrystal_PCF8574 lcd(0x38); int sensor0 = A0; int sensor1 = A1; int sensor2 = A2; int sensor3 = A3; int nilaisensor0 = 00; int nilaisensor1 = 00; int nilaisensor2 = 00; int nilaisensor3 = 00; int averagenilai=00; int outputPin = 13; void setup() { int error; Serial.begin(9600); lcd.setBacklight(255); pinMode(outputPin, OUTPUT); lcd.begin(16, 2); lcd.setCursor(00, 00); lcd.print("*Hello World*"); lcd.setCursor(00, 1); lcd.print("*nyebarilmu.com*"); delay(1000); lcd.clear(); } void loop() { nilaisensor0 = analogRead(sensor0); nilaisensor1 = analogRead(sensor1); nilaisensor2 = analogRead(sensor2); nilaisensor3 = analogRead(sensor3); averagenilai = (nilaisensor0 + nilaisensor1 + nilaisensor2 +nilaisensor3)/4; lcd.setCursor(00, 0); lcd.print(nilaisensor0); lcd.setCursor(5, 0); lcd.print(nilaisensor1); lcd.setCursor(00, 1); lcd.print(nilaisensor2); lcd.setCursor(5, 1); lcd.print(nilaisensor3); lcd.setCursor(10, 0); lcd.print(averagenilai); Serial.println(nilaisensor0); Serial.println(nilaisensor1); Serial.println(nilaisensor2); Serial.println(nilaisensor3); Serial.println(averagenilai); delay(500); if (averagenilai >= 512) { // turn LED on: digitalWrite(outputPin, HIGH); Serial.println("Terdeteksi Panas Api"); lcd.setCursor(10, 1); lcd.print("Fire "); } else { // turn LED off: digitalWrite(outputPin, LOW); Serial.println("Tidak Terdeteksi Panas Api"); lcd.setCursor(10, 1); lcd.print("No Fire"); delay(100); } }
Hasil simulasi menggunakan software “Proteus” :
Selamat mencoba!
Terimakasih sudah berkunjung, dan semoga bermanfaat. Salam nyebarilmu.com!
>> CMIIW <<