Resistor adalah komponen yang terbuat dari arang dan bersifat menghambat, dimana komponennya dalam suatu rangkaian elektronika berfungsi sebagai pembatas aliran listrik atau penghambatnya.
Jadi, komponen elektronika ini memiliki hambatan atau nilai resistansi tertentu yang termasuk dalam komponen elektronika pasif.
Komponen ini paling banyak difungsikan sebagai penghambat dalam aliran listrik. Satuannya sendiri dinyatakan dalam Ohm (Ω).
Artikel ini berisi informasi lengkap mengenai pengertian dan kegunaannya, cara membaca nilai, dan macam-macam dari komponen satu ini.
Pengertian dari Resistor dan apa saja Kegunaannya
Merupakan salah satu kategori komponen elektronika pasif yang memiliki fungsi dan kegunaan sebagai penghambat dan pembatas aliran listrik dalam suatu rangkaian.
Komponen ini termasuk komponen elektronika yang paling sering didapati dan paling banyak dipakai hampir di semua rangkaian elektronika. Biasanya disingkat dengan huruf “R” yang menyatakan tahanan atau hambatan.
Penemu komponen pasif ini yaitu seorang fisikawan dari Jerman bernama “Georg Simon Ohm”. Bekerja berdasarkan hukum Ohm, digunakan untuk memperkecil aliran dan tegangan listrik yang dirumuskan dalam persamaan :
V = I x R atau I = V / R atau R = V / I
Keterangan :
- V = Tegangan / Voltage yang menyatakan tegangan dalam satuan Volt (V)
- I = Arus / Current yang menyatakan arus listrik dalam satuan Ampere (A)
- R = Hambatan / Resistance yang menyatakan hambatan dalam satuan Ohm (Ω)
Cara Membaca Nilai Resistor Dengan Mudah
Biasanya nilai resistor dinyatakan dengan gelang warna atau kode angka yang terdapat pada bagian badannya. Resistance atau resistansi merupakan sebutan lain dari hambatan resistans.
Komponen ini memiliki dua macam bentuk yaitu komponen Chip yang memiliki kode angka dan komponen Axial/Radial yang memiliki gelang warna.
Untuk cara membaca nilai – nilai dari bentuk komponen chip dan radial adalah sebagai berikut ini.
Membaca Nilai dari Gelang Warna
Untuk membaca nilai komponen pasif ini dari gelang warna Anda membutuhkan bantuan tabel warna. Pada tubuh komponen pada umumnya, terdapat 4-5 gelang warna yang mewakili nilai resistansinya.
Warna gelang yang berada di bagian terakhir merupakan penanda nilai toleransi. Berikut ini cara mudah membaca nilai resistansi dari gelang warna:
Contoh dari gambar diatas dikonversi menjadi nilai resistansi :
Gambar 1 – Ring 4 warna
Warna | Nilai |
Cokelat | 1 |
Hijau | 5 |
Orange | x103 |
Emas | toleransi 5% |
Sehingga nilainya 15KΩ ±5% ( 14,250Ω – 15,750Ω)
Gambar 2 – Ring 5 warna
Warna | Nilai |
Cokelat | 1 |
Cokelat | 1 |
Cokelat | 1 |
Hitam | x1 |
Cokelat | toleransi 1% |
Sehingga nilainya 111Ω ±1% ( 110Ω – 112Ω)
Membaca Nilai Resistor tipe SMD dari Kode Angka
Membaca nilai resistansi dari kode angka lebih mudah dibanding gelang warna. Kebanyakan resistors chip ditandai dengan kode 3 digit atau 4 digit.
Ukuran dari Tipe SMD Resistor dapat dilihat pada tabel dan gambar dibawah ini :
Toleransi standar ditandai dengan kode 3 digit sederhana. Dua angka pertama akan menunjukkan digit signifikan, dan yang ketiga akan menjadi pengali,pangkat sepuluh yang harus dikalikan dua digit signifikan (atau berapa banyak nol yang harus ditambahkan).
Hambatan kurang dari 10 ohm tidak memiliki pengali, huruf ‘R’ digunakan sebagai gantinya untuk menunjukkan posisi titik desimal.
Contoh kode 3 digit:
- 220 = 22 × 100 (1) = 22Ω (bukan 220Ω!)
- 471 = 47 × 101 (10) = 470Ω
- 102 = 10 × 102 (100) = 1000Ω atau 1kΩ
- 3R3 = 3.3Ω
Kode 4 digit digunakan untuk menandai resistor pemasangan permukaan yang presisi. Ini mirip dengan sistem sebelumnya, satu-satunya perbedaan adalah jumlah digit signifikan: tiga angka pertama akan memberi tahu kita digit signifikan, dan yang keempat akan menjadi pengali, menunjukkan pangkat sepuluh yang mana tiga digit signifikan harus dikalikan (atau berapa banyak nol untuk ditambahkan). Resistensi kurang dari 100 ohm ditandai dengan bantuan huruf ‘R’, yang menunjukkan posisi titik desimal.
Contoh kode 4 digit:
- 4700 = 470 × 100 (1) = 470Ω (bukan 4700Ω!)
- 2001 = 200 × 101 (10) = 2000Ω atau 2kΩ
- 1002 = 100 × 102 (100) = 10000Ω atau 10kΩ
- 15R0 = 15.0Ω
Macam-macam Resistor
Nilai Tetap
Dimana nilai ini ditandai dengan kode angka atau kode warna yang memiliki nilai hambatan tetap. Memiliki kemampuan daya yang berbeda-beda yang dapat memaksimalkan operasi sesuai kemampuan yang dimilikinya.
Untuk tipe tetap ini memiliki komposisi bahan yang terbuat dari Carbon Composition,Carbon Film, dan Metal Film yang masing-masing memiliki nilai resistansi dan daya tahan berbeda-beda.
Variable atau Tidak Tetap
Untuk tipe variable atau tidak tetap itu sendiri yang nilai resitansinya dapat diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan. Pada tipe variabel terbagi dalam beberapa jenis antara lain potensiometer, Trimpot Potensiometer, dan Rheostat yang masing-masing nilai resistansi dan ukuran yang berbeda serta fungsi yang berbeda.
Thermistor (Thermal Resistor)
Untuk nilai resistansi jenis thermistor ini dipengaruhi oleh temperatur atau suhu. Thermistor memiliki dua jenis atau macam antara lain Thermistor PTC (Positive Temperature Coefficient) dan Thermistor NTC (Negative Temperature Coefficient).
LDR (Light Dependent Resistor)
LDR merupakan jenis resistor yang nilai resistansinya dapat berubah sesuai intensitas cahaya yang diterimanya. Semakin tinggi intensitas cahaya yang diterima, maka semakin kecil pula nilai resistansinya, begitupun sebaliknya.
Jadi, dapat kita simpulkan resistor adalah komponen elektronika dalam rangkaian yang dipakai untuk memperoleh nilai arus atau membagi tegangan listrik sesuai yang diinginkan. Sekian pembahasan kali ini mengenai resistor, semoga pembahasan ini memberikan ilmu dan manfaat kepada Anda yang membacanya.
Deskripsi: resistor adalah komponen elektronika yang digunakan sebagai hambatan arus listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian dan dinyatakan dalam satuan Ohm (Ω).